Kenakalan remaja

 terutama di sebabkan oleh kurangnya ilmu pengetahuan yang menunjang. Namun berkat bantuan dan dari beberapa pihak, akhirnya tugas ini dapat terselesaikan dengan cukup baik. Oleh karena itu, sudah sepantasnya penulis mengucapkan Terima kasih kepada 

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke-hadirat Allah Swt. Karena berkat rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas penelitian “Kenakalan remaja di sekolah” 

Dalam penyelesaian tugas ini penulis banyak sekali mengalami kesulitan terutama di sebabkan oleh kurangnya ilmu pengetahuan yang menunjang. Namun berkat bantuan dan dari beberapa pihak, akhirnya tugas ini dapat terselesaikan dengan cukup baik. Oleh karena itu, sudah sepantasnya penulis mengucapkan Terima kasih kepada :

Bapak Taslim, S.Pd., M.Si selaku kepala Madrasah Aliyah Negeri 1 (Model) Lubuklinggau

Ibu Eva susianti, S,Pd. Selaku wali kelas X MIPA 1

Ibu Rian Indriani, S,Ant selaku guru pembimbing

Kedua orang tua penulis yang telah mendukung dan mendoakan penulis agar cepat terselesaikan tugas ini

Teman-teman seperjuangan X MIPA 1 yang telah memberikan semangat dan masukan kepada penulis



Penulis menyadari bahwa laporan penelitian ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak kekurangan, mengingat keterbatasan pengetahuanbyang dimiliki dan kendala kendala yang di hadapi penulis dalam menyusun laporan penelitian ini. Oleh karena itu, penulis terbuka untuk segala kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun dan dapat memperbaiki laporan penelitian ini.









                                                                                                      Penulis,





PENDAHULUAN

Latar belakang 

Kenakalan remaja sering disebut juga dengan istilah juvenile delinquency. Secara etimologis berasal dari dua kata yaitu juvenile dan delinquency. juvenile berasal dari bahasa Latin juvenilis, artinya anak-anak, anak muda, sifat-sifat khas pada periode remaja. Sementara delinquency berasal dari bahasa Latin delinquere, yang berarti terabaikan, mengabaikan. Yang kemudian diperluas artinya menjadi jahat, kriminal, dursila, nakal, dan lain-lain. Berdasarkan perngertian diatas juvenile delinquency dapat disimpulkan sebagai kejahatan atau kenakalan yang dilakukan oleh remaja (kenakalan remaja). Sedangkan secara terminologis mendefinisikan juvenile delinquency sebagai tindak perbuatan sebagian remaja yang bertentangan dengan norma hukum, agama, dan masyarakat sehingga dapat merugikan orang lain dan mengganggu ketentraman umum”. 

 Akhir-akhir ini persoalan kenakalan remaja semakin meresahkan masyarakat. Hampir setiap kasus kenakalan remaja ditemukan diberbagai media massa, dimana sering terjadi di kota-kota besar.

Bentuk-bentuk kenakalan remaja semakin beragam dan semakin meningkat intensitasnya seperti tawuran antar sekolah, kelompok geng pelajar, penyalahgunaan narkoba, minum-minuman keras, pelajar hamil di luar nikah.

Remaja yang seharusnya memiliki kepribadian baik, sopan santun, dan berprestasi di sekolah, serta dapat menjadi generasi penerus bangsa, kini menjadi menjadi remaja yang sulit untuk diatur dan dikendalikan. Oleh karena itu peran orang tua di rumah menjadi sangat penting dalam mendidik dan mengarahkan anak-anak mereka untuk menjadi lebih baik. Ayah dan ibu perlu meningkatkan pengawasan dan kepedulian terhadap anak sehingga anak dapat terkontrol setiap perbuatanya dan dapat menjauhkan dirinya dari perbuatan kenakalan remaja. 

 Orang tua seharusnya dapat menciptakan suasana rumah yang nyaman bagi tempat tinggal anak, orangtua harus mengetahui betapa pentingnya keharmonisan keluarga di rumah dalam membentuk kepribadian anak mereka. Sehingga diharapkan dapat membentuk kepribadian yang baik dimasa depan dan meminimalisir terjadinya kenakalan remaja di masa yang akan datang.

kenakalan remaja merupakan “bentuk penyelesaian” atau kompensasi dari masalah psikologis dan konflik batin dalam menanggapi stimuli eksternal sosial dan pola-pola hidup keluarga patologis. Kurang lebih 90% dari jumlah anakanak delinkuen berasal dari keluarga berantakan (broken home). Hal ini berarti bahwa keharmonisan keluarga yang buruk menyebabkan terjadi kenakalan remaja. Sebaliknya, keluarga yang diliputi kasih sayang, saling mencintai, perhatian dan kepedulian tinggi terhadap anak sehingga membentuk anak berkepribadian positif, baik, kreatif, dan berprestasi.


Rumusan Masalah

Berdasarkan hasil wawancara yang telah penulis lakukan, penulis akan membahas hasil wawancara mengenai beberapa hal yang terangkum dalam rumusan masalah berikut:


Apa dampak kenakalan remaja (merokok, toxic, bolos dari jam pelajaran) bagi siswa/siswi yang yang ada di sekolah?

Mengapa siswa sangat sering melakukan hal tersebut?

Bagaimana cara siswa agar tidak melakukan hal yang sama lagi di hari-hari berikutnya?

Seberapa besar pengaruh lingkungan yang ada di sekitarnya sehingga sang pelaku dapat terjerumus ke dunia bebas?


Tujuan

Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan wawancara ini adalah: 

Untuk mengetahui dampak dari kenakalan para remaja di sekolah

Untuk mengetahui apa alasan remaja sering melakukan kenakalan 















Komentar